Sabtu, 11 Januari 2020

Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali

Kabid Dikdas
Dalam memahami islam ada beberapa pendekatan yang digunakan. Diantaranya pendekatan historis. Pendekatan historis atau sejarah ini amat dibutuhka dalam memahami islam, karena islam itu sendiri turun dalam keadaan situasi konkrit. Bahkan berkaitan dengan kondisi sosial atau kemasyarakatan Dan ruang lingkup sejarah islam itu dapat dilihat dari segi periodesasinya.

A. Periodisasi Sejarah Islam
Harun Nasution dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya telah membagi sejarah Islam secara garis besar ke dalam tiga (3) periode besar, yaitu:
PeriodeKeterangan
Periode Klasik
(650‒1250)
Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam
dua fase, yaitu:
  1. Fase ekspansi, integrasi, (650‒1000),
  2. Fase disintegrasi (1000‒1250).
Periode Pertengahan (1250‒1800)Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
  1. Fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
  2. Fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).
Periode Modern (1800‒dan seterusnya)Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam yang ditandai
dengan munculnya para pembaharu Islam.

B. Masa Kejayaan Islam
Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah
  1. Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
  2. Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah terjadi tidak secara tiba-tiba penyebabnya antara lain :
Faktor InternalFaktor Eksternal
  1. Konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
  2. Ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
  3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
  4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.
  1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. 
  2. Gerakan Terjemah. Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut, antara lain seperti berikut.
  1. Melaksanakan ajaran al-Qur’an secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’an yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.
  2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina.
  3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. 
  4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.

Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:
Ilmu FilsafatBidang Kedokteran
  1.  Al Farabi (wafat tahun 916 M),
  2. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
  3. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
  4. Ibnu Shina (980‒1037 M),
  5. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
  6. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
  1. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
  2. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
  3. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
  4. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M)
Bidang MatematikaBidang Astronomi
  1. Umar Al-Farukhan,
  2. Al-Khawarizmi.
  1. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
  2. Al-Gattani/Al-Betagnius
  3. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
  4. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
Ilmu Hadis
  1. Imam Bukhori (194‒256 H),
  2. Imam Muslim (wafat 231 H),
  3. Ibnu Majah (wafat 273 H),
  4. Abu Daud (wafat 275 H),
  5. At-Tarmidzi, dan lain-lain.

C. Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
No.NamaKeterangan
1.Ibnu Rusyd (520‒595 H)
  1. Nama lengkap :  Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, 
  2. Lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H.
  3. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.
  4. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid, Kuliyat Fi At-Tib, Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat.
  5. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.
2.Al-Ghazali (450‒505 H)
  1. Nama lengkap : Abu Hamid al-Ghazali, 
  2. Lahir di Desa Gazalah, tahun 450 H dan wafat pada tahun 505 H.
  3. Belia menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Beliau  mendapat gelar Hujjatul Islām (bukti kebenaran Islam).
  4. Jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain : Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad, Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus, dan Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai taṡawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
  5. Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, dalam bidang filsafat, beliau menulis tahāfu al-Falāṡifah (tidak konsistennya para filsuf).
3.AI-Kindi (805‒873 M)
  1.  Nama lengkap :  Yakub bin Ishak AI-Kindi, 
  2. Lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. 
  3. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. 
  4. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. 
  5. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
4.AI-Farabi (872‒950 M)
  1. Nama lengkap :  Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, 
  2. Lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. 
  3. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. 
  4. Karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran tentang penduduk negara utama).
5.Ibnu Sina (980‒1037 M)
  1. Nama lengkap: Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, 
  2. Lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. 
  3. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. 
  4. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. 
  5. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.

Aktivitas Siswa:
1. Cari data tentang tokoh-tokoh penemu dalam bidang ilmu fisika dan matematika!
2. Jelaskan secara spesifik penemuannya itu yang bisa dimanfaatkan sampai saat ini!

1. Ibnu Al Haitham
Haytham telah menjadi seo­rang yang mahir dalam bidang sains, falak, mate­matika, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai cara kerja mata manusia, telah menjadi salah satu Referensi yang penting dalam bidang kajian sains di Barat. Teorinya mengenai pengobatan mata masih digunakan hingga saat ini diberbagai Universitas di seluruh dunia.

Ibnu Haitham merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai cahaya.

2.Al-Karaji
Sejarawan sains modern memandang al-Karaji sebagai ahli matematika berkaliber tertinggi. Karyanya yang kekal pada bidang matematika masih diakui hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam pembentukan hukum dan perluasan bentuk).

Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai orang pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini. Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus

Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga Pascal. Dia juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.

3. Al-Biruni
Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya.

Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yeng lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.

C. Menerapkan Perilaku Mulia
Perilaku mulia yang perlu dilestarikan oleh umat Islam sekarang adalah seperti berikut.
Dalam memahami islam ada beberapa pendekatan yang digunakan Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
  1. Menuntut ilmu seluas mungkin agar mengetahui informasi-informasi yang berkembang baik yang sudah lampau maupun yang akan datang. Hal ini bisa diperoleh dengan terus-menerus menuntut ilmu.
  2. Mempelajari bahasa-bahasa asing dan menerjemahkan buku-buku berbahasa asing.
  3. Melakukan penelitian tentang berbagai macam permasalahan yang ada di lingkungan kita. Karena dengan meneliti, permasalahan dapat diketahui penyebab dan penyelesaiannya.
  4. Memberikan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang belum mengetahui.
  5. Kreatif dan tekun dalam menggali ilmu pengetahuan agar mengetahui apa yang tersembunyi dan menghasilkan apa yang diinginkan.