Sabtu, 11 Januari 2020

Profesi dan Peran Guru dalam Proses pembelajaran (Lengkap)

Kabid Dikdas
Hanya untuk catatan pribadi saja sebagai guru, yang kadang lupa, mungkin saja artikel tentang profesi dan peran guru dalam proses pembelajaran ini bermanfaat juga untuk anda sebagai guru.

Profesi adalah salah satu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian dari para anggotanya, menggunakan tehnik ilmiah serta dedikasi yang tinggi serta keahliannya diperoleh dari lembaga pendidikan khusus dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Profesional ialah orang yang menyandang suatu profesi, berpenampilan sesuai dengan profesinya
Profesionalisme, menunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus menerus sesuai dengan profesinya.

Profesionalitas, mengacu pada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan serta keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaanya.

Profesionalisasi, peningkatan kualifikasi maupun kemampuan anggota profesi dalam mencapai kriteria standart dalam penampilannya sebagai suatu profesi

A. Ciri – ciri profesional yaitu :

1. memiliki standar unjuk kerja ( memiliki aturan yang jelas tentang hak yang dikerjakan )
2. anggota profesinya mendapat pendidikan tinggi yang memberikan dasar pengetahuan yang bertanggungjawab
3. memiliki lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan tenaga profesi yang dibutuhkan
4. memiliki organisasi profesi yang memperjuangkan hak –hak anggotanya dan bertanggungjawab meningkatkan profesi yang bersangkutan
5. adanya pengakuan yang layak dari masyrakat
6. adanya sistem imbalan yang memadai sehingga anggota profesi dapat hidup dari profesinya
7. memiliki kode etik yang mengatur setiap anggota profesi

B. Mengapa pekerjaan harus prifesional dan bagimana cara – caranya ?

Pekerjaan harus profesional karena tuntutan masyarakat untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik, bagi seorang anggota profesi melakukan pekerjaanya dengan profesional setiap anggota profesi baik secara sendiri maupun bersama-sama melalui wadah organisasi profesi dapat belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang disandangnya. Dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat ini maupun yang akan datang.

II. Pengertian dan profesi keguruan

A. pengertian profesi guru

Pekerjaan guru belum sepenuhnya dikatergorikan sebagi suatu profesi yang utuh karena belum semua ciri-ciri terpenuhi profesi kependidikan khususnya profesi keguruan tugas utamanya adalah melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Jadi profesionalisme dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang diberikan kepada masyarakat.

B. Perlunya profesionalisasi dalam pendidikan

Menurut Sanusi et al ( 1991:23 ) asumsi yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan:
1. subyek pendidik
2. pendidikan dilakukan secara internasional
3. teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab masalah pendidikan
4. pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia
5. inti pendidikan terjadi dalam prosesnya
6. sering terjadinya dilema antara tujuan utama pendidikan

C. Syarat-syarat profesi guru

Guru profesional harus memiliki kompetensi berikut :
1. kompetensi profesional, memiliki pengetahuan yang luas dan dalam dari bidang study yang akan diajarkan, penguasaan metode, dalam proses belajar mengajar.
2. kompetensi personal, berkepribadian yang mantab sehingga mampu menjadi sumber identifikasi bagi subyek, yang bisa diteladani.
3. kompeetensi sosial, menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial dengan murid, teman guru, kepala sekolah bahkan masyrakat luas.
4. kemampuan untuk memberikan layanan terbaik, mengutamakan nilai kemannuasian dari pada materi

D. Ciri-ciri profesional keguruan

Menurut National Educatian Association (NEA )1948 :
1. jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
 mengajar dengan melibatkan upaya – upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual
2. jabatan yang menggeluti bidang batang tubuh ilmu yang khusus
 jabatan yang mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka dari orang awam dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang jabatanya.
3. jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
 persiapan profesional yang cukup lama perlu untuk mendidik guru yang berwenang
4. jabatan yang memerlukan latihan
 dalam jabatan yang berkesinambungan cenderung menunjukkan bukti sebagai jabatan profesional
5. jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanent
6. jabatan yang menentukan aturan bakunya sendiri
 jabatan guru menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga pembakuan jabatan guru tidak dapat diciptakan anggota profesi itu sendiri.
7. jabatan yang mementingkan layanan diatas kepentingan pribadi
8. jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin rapat guna mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggota.

E. kode etik guru

Kode etik guru indonesia menurut PGRI 1973 adalah landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdianya sebagai seorang guru.
Tujuan kode etik yaitu :
1. menjunjung tinjggi martabat profesi
2. menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. meningkatkan pengabdian anggota profesi
4. meningkatkan mutu profesi
5. meningkatkan mutu organisasi profesi
6. kode etik ini ditetapkan dalam kongres ke XIII 1973 dijakarta dan disempurnakan pada kongres ke XIV 1989 Di Jakarta.

F kode etik guru Indonesia

1. guru berbhakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila
2. guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
3. guru berusaha memperoleh informasi tentang peseta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah untuk menujang berhasilnya proses belajar mengajar.
5. guru memelihara hubungan baik dengan wali murid dan masyrakat sekitar untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap pendidik.
6. guru secara pribadi dan bersama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7. guru memelihara hubungan seprofesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
8. guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan

III. Latar Belakang Dan Ruang Lingkup Profesi Keguruan

A. Sejarah Kualifikasi Guru

Pada jaman kolonial Belanda guru mula – mula diangkat dari orang yang yang tidak dididik secara khusus menjadi guru, guru dari lulusan sekolah guru pertama ( kweek school ) di Solo 1952. Karena kebutuhan guru mendesak maka pemerintah hindia Belanda mengangkat lima macam guru :
1. guru sekolah guru yang dianggap sebagai guru berwenang penuh
2. guru bukan lulusan sekoah guru tapi lulus ujian sebagai guru
3. guru bantu yang lulus ujian guru bantu
4. guru yang dimagangkan guru senior ( calon guru )
5. guru karena keadaan mendesak warga yang pernah mengecap pendidikan

Lembaga pendidikan khusus atau kursus yang mencetak guru seperti Hegore Kweekschool ( HKS ) untuk guru HIS dan kursus Hoofdacter ( HA ) untuk calon kepala sekolah. Keadan ini berlanjut sampai jaman pendudukan Jepang dan awal perang kemerdekaan yang disesuaikan dengan waktu itu dan sampai saat ini kita punya lembaga pendidikan guru tunggal, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ).

Pada jaman Hindu, Budha dan kerajaan – kerajaan Islam guru mempunyai status yang sangat tinggi dalam masyarakat, berwibawa dan dianggap sebagai orang yang serba tahu. Guru tidak hanya mendidik murid tetapi juga masyarakat dan tempat bertanya, untuk memecahkan masalah.Seiring waktu dan kemajuan zaman wibawa itu tergerus oleh imbalan dan balas jasa.

B. Fungsi organisasi profesi guru

Organisasi Profesi guru kita yaitu PGRI yang didirikan di Surabaya tanggal 25 November 1945 sebagai wujud aspirasi warga negara indonesia dalam mewujudkan cita –cita perjuangan bangsa
Ada empat misi utama PGRI :
1. Misi Politis/ Ideologis
2. Misi Persatuan/ Organisatoris
3. Misi Profesi
4. Misi kesejahteraan

C. Jenis Organisasi Profesi guru

Selain PGRI ada organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP) atas anjuran pejabat Depdiknas yang bertujuan untuk meningkatkan mutu profesionalisme guru dalam kelompoknya. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia ( ISPI ) yang sekararng mempunyai divisi antara lain Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia ( IPBI ), Himpunan Sarjana Pendidik Bahasa Indonesia ( HSPBI ). Himpunan Sarjana Administrasi Pendidik Indonesia ( HISAPIN ).

D. Ruang Lingkup Profesi Keguruan 

Peran guru diwujudkan untuk mencapai perkembangan siswa secara optimal untuk itu peranan profesional mencakup layanan instruksional sebagai tugas utama guru serta layanan administrasi bantuan merupakan pendukungnya
- penyelenggaraan proses belajar mengajar yang menempati porsi terbesar profesi keguruan
- tugas yang berhubungan dengan membantu murid dlam mengatasi masalah belajar/pribadi dan dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.
- Mengelola sekolah ( peranan guru menjalankan prosedur mekanisme utnuk kelancaran tugas guru )
Ruang lingkup kerja guru :
a. kemampuan profesional , mencakup :
- penguasaan materi
- penguasaan dan penghayatan akan landasan
- penguasaan proses pendidikan
b. kemampuan sosial
- mampu menyesuaikan dengan lingkungan kerja sekitar
c. kemampuan personal
- penampilan sikap yang positif terhadap tugas
- pemahaman penghayatan

Kehandalan kerja dapat dilihat dari :
1. mengetahui, memahami, dan menerapkan apa yang harus dikerjakan oleh guru
2. memahami mengapa dia harus melakukan itu
3. memahami dan menghormati batas kemampuan dan kewenangan profesinya dan menghormati profesi lain
4. mewujudkan pemahaman dan penghayatan dalam perbuatan mendidik mengajar dan melatih
Ruang lingkup profesi guru dibagi dua gugus :
1. gugus pengetahuan dan penguasaan tehnik dasar profesional
2. gugus kemampuan profesional

Profil kemampuan dasar guru yang harus dimiliki seorang profesional :
1. menguasai bahan
2. mengelola program belajar mengajar
3. mengelola kelas
4. menggunakan media/sumber
5. menguasai landasan pendidikan
6. mengelola interaksi belajar mengajar
7. menilai prestasi siswa untuk ependidikan pengajaran
8. melaksanakan program bimbingan dan konseling
9. menyelenggarakan administrasi sekolah
10. memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran.

Profesi Keguruan

I. Kompetensi kepribadian guru

Dalam pembelajaran di sekolah dan masyarakat seorang pendidik memerlukan kompetensi yang dalam arti luas yaitu kemampuan standart yang diperlukan untuk menggambarkan kualifikasi seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam melaksanakan tugasnya.
Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap, nilai-nilai, kepribadian, sebagai element perilaku, performent yang sesuai dengan bidang pekerjaan.

A. Pengertian

Kompetensi kepribadian adalah Kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai – nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari – hari.
Kompetensi kepribadian guru dalam fungsinya adalah untuk membimbing dan menjadi suri tauladan secara bersama –sama mengembangkan kreativitas dan membangkitkan motivasi belajar dan dorongan untuk maju kepada anak didik.

Menurut Sanusi et al ( 1991) kemampuan pribadi guru mencakup hal-hal :
1. penampilan sikap yang positiv terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru
2. pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut seorang guru
3. penampilan sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

Beberapa Kompetensi kepribadian guru :
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. percaya kepada diri sendiri
3. tenggang rasa dan toleransi
4. bersikap terbuka dan demokratis
5. sabar dalam menjalankan profesi keguruanya
6. mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya
7. memahami tujuan pendidikan
8. mampu menjalin hubungan insani
9. memahami kelebihan dan kekurangan diri
10. kreatif dan inovatif dalam berkarya

II. Kompetensi sosial guru 

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntukan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru,Fungsi Kompetensi sosial guru :
1. motivator dan inovator dalam pembangunan pendidikan
 memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut serta menyukseskan program wajib belajar dan mendorong untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
2. perintis dan pelopor pendidikan
 Guru memberikan beasiswa pada siswa berprestasi yang kurang mampudisekolahnya
3. penelitian danpengkajian ilmu pendidikan
 Guru dituntut untuk mencari permnasalahan pendidikan yang ada dimasyarakat serta dapat mencari solusi yang baik
4. pengabdian

 Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan perlu melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat.
Beberapa Kompetensi sosial yang perlu dimiliki oleh guru, Cece Wijaya ( 1994 ):
1. terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik
2. bersikap simpatik
3. dapat bekerjasama dengan dewan pendidikan / komite sekolah
4. pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan
5. memahami dunia sekitarnya ( lingkungan )

III. Komponen Kompetensi profesional

Komponen Kompetensi profesional guru adalah sejumlah Kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang pendidikan/ keguruan, menurut Wijaya ( 1982 ) adalah : Kemampuan mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan, menganalisis dan mensitesiskan dan mengevaluasi sejumlah pengetahuan keahlian yang diajarnya.

Beberapa komponen Kompetensi profesional guru :

1. Pengelolaan Program Belajar Mengajar

Kemampuan pengolahan program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan pelaksanaan belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi peserta didik, kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remidial.
2. penguasaan bahan pengajaran beserta konsep
3. pengelolaan kelas
4. pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar
5. penguasaan landasan-landasan pendidikan
6. kemampuan menilai prestasi belajar mengajar
7. memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan disekolah
8. menguasai metode berfikir
9. meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional
10. memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik
11. memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan
12. mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
13. mampu memahami karakteristik peserta didik
14. mampu menyelenggarkan administrasi sekolah
15. memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan
16. berani mengambil keputusan
17. memahami kurikulum dan perkembanganya
18. mampu bekerja berencana dan terprogram
19. mampu menggunakan waktu secara tepat

IV. Hubungan Penguasaan Materi Dengan Kemampuan Mengajar.

A. penguasaan materi 

Dua cara memandang materi/ bahan ajar yaitu sudut isi bahan ajar dan sudut cara pengorgonisasian bahan ajarnya.
Dilihat dari sudut isi materi ada enam macam :
1. fakta, bahan isinya berupa sejumlah fakta/ informasi yang kebenaranya tidak diragukan.
2. konsep, bahan isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori/ dalil.
3. prinsip, bahan yang memberikan landasan sehingga setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik
4. ketrampilan, bahan yang mencakup ketrampilan motorik
5. pemecahan masalah
6. proses
dari sudut pandang cara pengorganisasian :
1. bahan bidang study linier
2. bahan bidang study kumulatif
3. bahan bidang study praktikal
4. bahan bidang study eksperensial

Mengenal Dan Menggunakan Metode Mengajar

Hubungan antara penguasaan materi ajar dan kemampuan mengajar adalah sebagai berikut:
1. penguasaan materi menjadi landasan pokok bagi seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar
2. memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar.
3. menguasai materi ajar yang akan disampaikan
4. menguasai materi ajar yang lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya

V. Keputusan Situasional Dan Transaksional

keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis.Keputusan situasional diambil ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran ( satpel ), Keputusan Transaksional adalah merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasional berdasarkan umpan balik yang diperoleh guru dan interaksinya dengan siswa maupun antar siswa dalam PBM yang sedang berlangasung keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan PBM.

Berbagai Peran Guru Dalam Pembelajaran

I. Peran guru dalam memahami siswa sebagai dasar pembelajaran

A. Definisi dan Makna Perkembangan 

pengertian perkembangan mengandung implikasi bahwa perubahan yang bersifat perkembangan adalah perubahan yang beraturan atau terpola mengikuti tahap atau sekuensi tertentu.
Perkembangan adalah proses yang kompleks karena perkembangan merupakan hasil dari berbagai proses berfikir kognitif, proses biologis, sosial, moral, dalam pandangan lama ada 3 bagian yaitu :
1. pertumbuhan dan perkembangan fisik ( badaniah dan ketrampilan motorik )
2. perkembangan aspek kognitif ( belajar, bahasa dan berfikir )
3. perkembangan psikososial ( emosi, kepribadian dan hubungan antar pribadi )

B. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Sekolah Dasar

1. aspek motorik dan persepsi
Pada masa sekolah dasar perkembangan motorik anak menjadi lebih terkoordinasi dan pada masa ini anak lebih siap mempelajari berbagai keterampilan misalnya dalam ketrampilan motorik kasar anak laki-laki biasanya lebih unggul dari pada wanita sebaliknya dalam ketrampilan motorik halus anak wanita lebih unggul.
2. implikasi bagi proses pembelajaran
Ada beberapa implikasi :
- perkembangan motorik
- faktor pertumbuhan otak
- faktor kemampuan konsentrasi dan daya subjektivitas anak

C. perkembangan kognitif dan kesiapan belajar

Perkembangan kognitif adalah perubahan struktur skema yang pada dasarnya kemampuan/ kecakapan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan.
Plaget mendiskripsikan perkembangan kognitif menjadi empat periode :
1. periode sensomotorik ( 0 – 11/2 tahun)
2. periode operasi awal ( 11/2 – 7 tahun )
3. periode operasi konkrit ( 7 – 12 tahun )
4. periode operasi formal ( 12 tahun keatas )

Kesiapan belajar dan implikasi sebagai pembelajaran mengingat tahap perkembangan kognitif seperti itu peserta didik dharapkan mampu mengorganisasikan hasil berfikir dan berperilaku secara konsisten dan logis dengan jalan menghadapkan anak pada tugas –tugas serta tingkat paling dekat dengan tahap perkembangan pada saat ini.

D. perkembangan pribadi dan sosial

Perkembangan pribadi menyangkut konsep diri, emosi, independensi dan tanggung jawab . Dalam aspek-aspek konsep diri siswa masih cenderung berorientasi pada dri sendiri serta keinginan untuk menonjolkan diri masih cukup tinggi. Dalam aspek emosi anak sekolah dasar cenderung belum stabil serta tidak toleran terhadap orang lain. Dalam aspek kesadaran dan tanggung jawab tampak pada hsarat untuk menentukan kegiatan sendiri, mengambil inisiatif, kesediaan bekerja sama, keberanian mengambil resiko dan sikap tidak tergantung pada guru.Dampak dalam aspek sosial bisa dilihat dari hubungan sosial karakteristik kelompok dan perkembangan etika.

E. pendekatan perkembangan dalam pembelajaran di sekolah dasar

Pada hkikatnya perkembangan siswa sekolah dasar bersifat holistis dan masih mneyatu dengan dunianya, maka isi mata pelajaran sekolah dasar adalah sesuatu yang terpadu dengan kehidupan anak dan inti dari materi pembeljaran terletak pada subjek anak didik sendiri bukan mata pelajaran, Pendekatan Developmentally Appropriate Practice ( DAP ) merupakan alternativ pembelajaran disekolah dasar yang menekankan prinsip ketercernaan, yang sistematis tugas ajar dan bahan ajar dirancang dan dilaksanakan sejalan dengan karakterisktik perkembangan siswa terutama dikelas awal.

Konsep perkembangan mengandung dua dimensi yaitu dimensi umur dan individual. Satu premis yang paling penting tentang perkembangan manusia ialah bahwa semua aspek perkembangan fisik, emosiopnal sosial, dan kognitif bersifat terpadu, aspek satu berpengaruh terhadap aspek yang lain, oleh karena itu pembelajaran pada usia sekolah dasar harus dihadapkan pada kegiatan yang aktif dari pada yang pasif. Sisi penting dari pendekatan perkembangan adalah pengetahuan tentang hal apa yang secara individual padan bagi anak tertentu didalam kelas dengan cara memberikan bimbingan yang didasari sikap menghargai anak maka dari itu guru dan orang tua perlu berbagai pengetahuan dan wawasan tentang anak.

II. Peran guru dalam pengembangan rancangan pembelajaran

A. Hakikat Proses Pembelajaran

proses pembelajaran sebagai proses implikasi kurikulum yang menurut peran guru untuk mengaplikasikan dan mengimplementasikan program – program pembelajaran dalam satu tindakan yang akurat dan actual.

Pembelajaran sebagai inkuiri refleksi mengandung makna sebagai proses sintesis analisis dengan kata lain proses pembelajaran ini menekankan pada unsur aktivitas dan dinamika proses yang harus diahami dan dihayati oleh seorang guru.

Pembelajaran sebagai tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menjadi tolak ukur untuk memilih bahan ajar, merancang isi pembelajaran, mengembangkan prosedur pembelajaran serta tes dan ujian. Semua aspek program pembelajaran merupakan instrumen untuk mencapai tujuan dalam artian menelaah program pembelajaran secara sistematis dan cermat, maka pertama kali yang harus dicermati adalah tujuan yang hendak kita capai.

B. prosedur pengembangan rancangan pembelajaran

Kegiatan dalam menyusun rancangan pembelajaran mencakup :
1. analisis kurikulum
2. menyiapkan tujuan instruksional
3. rancangan kegiatan pembelajran
setiap kegiatan pembelajaran dibagi dalam tiga bagian yaitu : kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan penutup
4. perencanaan evaluasi
kegiatan terdiri kegiatan evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.

III. Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manejemen kelas

Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diatakan sebagai dampak dari proses pembelajaran.

Dampak pembelajaran dibedakan dalam dua bagian :
• Dampak instruksional ( langsung ) adalah dampak yang ditimbul kan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula.
• Dampak pengiring ( tak langsung ) muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi dari pengalaman lingkungan belajar

Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami berbagai pendekatan yang terdiri dari 9 pendekatan :
1. pendekatan otoriter,
2. pendekatan intimidasi,
3. pendekatan permisif, peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik
4. pendekatan buku masak, kombinasi dari berbagai pandangan
5. pendekatan untuk mencegah perilaku peserta didik yang tidak tepat
6. pendekatan modivikasi perilaku, mempercepat perilaku yang dikehendaki dan mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki
7. pendekatan sosial emosional, mengembangkan iklim sosial emosional yang sehat dan positif
8. pendekatan sosial dalam kelas, mempercepat perkembangan terwujudnya kelompok yang efektif
9. pendekatan jamak ( pluralistik ), memilih menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang efektif

Masalah pengajaran manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan.
Oleh sebab itu tahap pertama yang harus dilakukan guru adalah merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki, manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap : perumusan kosndisi lokal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi dan penilaian efektifitas strategi. Selain manajemen kelas penataan lingkungan fisik kelas juga memberikan pengaruh yang cukup kuat kepada perilaku guru dan peserta didik

IV. Peran Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran

A.Definisi dan tahapan Evaluasi

Evaluasi adalah proses pembentukan timbangan, bergantung kepada pengumpulan informasi yang mengarah pada pengumpulan informasi yang mengarah pada pengambilan keputusan. Dengan demikian terdapat tiga tahap dalam evaluasi yang ditambah satu tahap untuk persiapan diantaranya adalah :
1. tahap persiapan
2. tahap memperoleh informasi yang diperlukan
3. tahap membentuk judgement
4. tahap menggunakan judgement untuk mengambil keputusan
sebelum tahapan itu dilakukan kita perlu menentukan dan memilih alat untuk mengumpulkan informasi.

B. memilih tehnik yang tepat 

dua hal yang perlu untuk ditempuh yaitu : Memilih tehnik yang tepat dan memilih instrumen yang paling baik.

C. menulis butir soal yang efektif 

Butir soal harus dikembangkan atas dasar tujuan instruksional

D. mengolah hasil pengukuran

Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan tehknik – tehnik inkuiri, observasi, analisis, tes, pemilihan tehnik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai tehnik sekaligus.

Misalkan dalam mengolah hasil pengukuran ada dua macam evaluasi yaitu :
1. evaluasi formatif
 adalah untuk mengetahui keberahasilan proses mengajar dalam mencapai tujuan instruksional yang sudah ditetapkan.
2. evaluasi sumatif
 Adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan murid dalam kelas
pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar.


Refleksi Dalam Tugas Dan Berbagi Bentuknya

A. Refleksi dalam tugas

Tujuan utuh pendidikan itu merupakan rujukan segenap upoaya pengembangan manusia indonesia seutuhnya dan model rumusan tup tentang mausia dapat berfariasi, sebagaimana tertuang dalam UU No 20 Th 2003 tentang pendidikan nasional pasal 03 dengan demikian gambaran manusia indonesia seutuhnya sebagai refleksi TUP itu bukan hanya dikonseptualkan secara ideal dan abastrak saja melainkan dapat juga dijabarkan.

Tindakan – tindakan yang seyogyanya dilakukan secara berjenjang dan bertahap diantaranya :
1. tingkat struktural ( organisasi penyelenggara sistem pendidikan nasional ditingkat pusat dan daerah )
2. tingkat institusional ( satuan tingkat pelaksana penyelengara sistem pendidikan baik pada jalur sekolahan maupun laur sekolah )
3. tingkat operasional ( satuan pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran

B Berbagai Bentuk Refleksi Profesional

Kemampuan seseorang untuk sanggup dan mau merenungkan, memahami dan menyadari pengalaman- pengalaman masa lalu dal;am hidupnya merupakan hakikat refleksi diri. Melakukan refleksi profesional itu sangat penting , tugas pekerjaan helping profesion sangat erat dengan masalah kelangsungan hidup dan nasib masa depan klien/customer.misalnya jika konselor slah mendiagnosis masalah yang dialami siswa yang pada awalnya membantu justru malah sebaliknya ( merusak ).

IPTEK sejkarang ini sangat mempengaruhi bidang profesi kependidikan dan keguruan terutama dalam hal antara lain :
a. muatan dan kemasan kurikulum bahan ajarnya
b. strategi dan metodologi atau teknolgi pembelajarannya
c. menejemen sistem pendidikan umumnya dan sistem pembelajaran pada khususnya
Fishbein Dan Ajzen ( 1975 ) menunjukkan Tiga Kecenderungan dalam sikap terhadap suatu hal yang dihadapinya :
a. orang akan menerima kenyataan apa adanya, maksudnya disini seorang guru/ pendidik itu menyikapi tugas2 profesioanalnya secara positiv
b. seseorang itu kemungkinan menyikapi suatu hal yang dihadapinya dengan diliputi keraguan – keraguan
c. orang sebaliknya akan menolak ( tiadak setuju ) bahkan secara sadar maupun tidak sadar sangant menlak ( sangant tidak setuju ) terhadap suatu hal yang dihadapinya, itu berarti seorang guru sangat mungkin menyikapi tugas-tugas profesi anak didiknya secara negatif.

Johnson dan kawan2 ( 1972 ) menempatkan unusur sikap dan kepribadian guru dalam posisi sturukrural perangkat komponen kopentensi/kemampuan profesional tenaga kependidikan dengan tujuan membangun perangkat komponen kopetensi prasyarat bagi terbentuknya kemahiran penampilan profesional yang bisa dirasakan langasung oleh klien atau siswa yang menerima perlakuan darii guru yang bersangkutan.